Kisah NABI ZULKIFLI a.s.
Nabi Zulkifli
a.s. hidup pada masa kekuasaan Raja Ilyasa. Raja Ilyasa ini adalah seorang raja
(sekaligus Nabi) yang memerintah secara arif bijaksana. Oleh karena Raja
Ilyasa tidak memiliki keturunan, maka ia mengadakan sayembara untuk mencari
penerus dirinya. Syarat yang diajukan adalah ‘sang raja pengganti’ kelak harus
mampu berpuasa di siang hari, beribadah di malam hari, dan harus mampu menahan
amarah selama memerintah sebagai raja. Seluruh rakyat yang mendengar
persyaratan tersebut merasa tidak sanggup/ kecuali satu orang yang bernama
Basyar.
Basyar atau
Basyiran lahir di Irak. Sejak kecil ia dikenal sangat ramah, tidak pernah
berbohong, ahli ibadah, ulet, dan selalu mencegah perbuatan mungkar. Selain itu
pendiriannya tidak mudah goyah, tingkah lakunya mencerminkan kebaikan dan
kebenaran, serta semua janji yang ia ucapkan senantiasa ditepati, sehingga
semua orang senang bergaul dengannya.
Berkat kemuliaan sifatnya inilah, Ia
mampu memenangkan sayembara yang diadakan oleh Raja Ilyasa. Oleh karena Basyar
selalu melakukan kebaikan saat melaksanakan tugas-tugas yang diamanahkan
kepadanya, maka Raja Ilyasa memberinya gelar ‘Zulkifli’ (yang berarti orang
yang sanggup).
Nabi Zulkifli a.s. merupakan putra dari Nabi Ayub a.s. Seperti ayahnya, Nabi Zulkifli a.s. memiliki kesabaran yang luar biasa. Bahkan setan yang menggodanya pun tak mampu membuat Nabi Zulkifli marah.
Hingga akhir
dari kepemimpinan Nabi Zulkifli a.s., rakyat merasakan hidup tenteram dan bahagia.
Peninggalan Nabi
Zulkifli masih bisa disaksikan di sebuah kota kecil bernama Kifl di Selatan
Baghdad, diantara kota Hillah dan Najaf, ditepi Sungai Eufrat terdapat makam.
Makam tersebut, diyakini oleh para penduduk sekitar sebagai makam Nabi Zulkifli
a.s. Wallahu a’lam bish-shawab.