Kisah NABI ILYAS a.s.
Kisah Nabi Ilyas a.s. memang tidak banyak diceritakan
dalam Al Quran. Nama Nabi Ilyas hanya disebut sebanyak 4 kali/ sehingga tidak banyak
yang tahu mengenai kisah Nabi Ilyas a.s.
Nabi Ilyas a.s. adalah putra dari Yaasin bin Fanihash bin
Al’Aizar (cucu Nabi Harun a.s.).
Sehingga ia merupakan keturunan ke-4 dari Nabi Harun a.s. Nabi
Ilyas tinggal di tepi sebelah timur sungai Jordan.
Nabi Ilyas diangkat menjadi nabi sekitar tahun
870 SM, dan diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada Bani Israil di Negeri
Ba’labak (bagian dari Syam), sebuah daerah di Libanon.
Menurut keterangan, kotanya bernama Fenesia (phoenisia) yang awalnya
dihuni oleh para pelaut terkenal. Mereka menyembah berhala yang berbentuk seorang wanita yang bernama
Ba’la.
Terdapat kisah, ketika akan ditangkap oleh sekelompok Bani Israil, Allah SWT membimbing Nabi Ilyas a.s. menuju ke sebuah rumah yang ternyata dihuni oleh seorang ibu dan seorang anak yang sedang sakit. Nabi Ilyas mengobatinya menggunakan mukjizat dari Allah. Setelah sang anak sembuh dari sakitnya, mereka saling mengucapkan terima kasih. Nabi Ilyas juga senang karena telah diperkenankan bersembunyi dari kejaran Bani Israil. Mereka kemudian berkenalan dan akhirnya baru diketahui bahwa nama sang anak tersebut adalah “Ilyasa”. Anak inilah yang kelak menjadi penerus dakwah Nabi Ilyas a.s.
Terdapat 2 pendapat mengenai akhir hidup Nabi Ilyas a.s.
Pendapat pertama menjelaskan bahwa Nabi Ilyas a.s. masih hidup. Saat dikejar-kejar oleh
kaumnya untuk dibunuh, Allah SWT mengangkat Nabi Ilyas ke langit. Ada pula yang
berpendapat pada saat ingin dicabut nyawanya, Nabi Ilyas memohon agar tetap
hidup supaya dapat terus berzikir kepada Allah SWT, sehingga Allah
mengangkatnya dan menempatkannya di suatu tempat untuk terus berzikir hingga
hari akhir tiba. Sementara pendapat kedua menerangkan bahwa Nabi Ilyas meninggal dunia
karena sakit dan usianya yang sudah tua.
Makhul meriwayatkan dari Ka’ab al-Ahbar bahwa, ada 4 nabi yang masih hidup. 2 orang berada di bumi, yaitu Nabi Khidir a.s. dan Nabi Ilyas a.s. Sedangkan 2 orang lagi berada di langit, yaitu Nabi Idris a.s. dan Nabi Isa a.s. Sebagian riwayat mengisahkan bahwa Nabi Ilyas a.s. dan Nabi Khidir a.s. bertemu setahun sekali pada bulan suci Ramadhan di Baitul Maqdis, dan kemudian melakukan ibadah haji, serta minum air zam-zam.