Nabi Hud a.s.

Kisah NABI HUD a.s.

Kisah Nabi Hud a.s. dan kaum ‘Ad, disebut beberapa kali dalam Al Quran.
Surat Al A’raaf ayat 69 menyebutkan bahwa kaum ‘Ad dikenal mempunyai tubuh besar, dan fisik yang kuat, melebihi manusia pada umumnya.
Surat Asy Syu’araa’ ayat 130 menjelaskan bahwa mereka adalah manusia-manusia kokoh, dan memiliki tenaga yang luar biasa. Sebelum mereka ada, Allah SWT belum pernah menciptakan suku yang hebat dengan banyak kelebihan seperti ini (surat Al Fajr ayat 8).
Walaupun hidup di wilayah berpasir, tetapi kaum ‘Ad mampu mengolah tanah negeri mereka, menjadi sebuah negeri yang subur dan makmur. Bermacam-macam pohon tumbuh dan berbuah ranum. Kebun-kebun jagung, serta ladang-ladang gandum, terhampar luas.
Negeri kaum ‘Ad disebut sebagai negeri Al-Ahqaf (atau negeri bukit-bukit pasir), yaitu meliputi daerah padang pasir Rubu’ Kholi, Amman, sampai ke Hadhramaut di Yaman (wilayah bagian selatan Jazirah Arab).
Allah SWT telah memberikan berbagai kenikmatan pada kaum ‘Ad. Mereka menjadi suku terbesar di antara suku-suku lainnya. Namun mereka enggan bersyukur, bahkan melupakan Allah SWT. Kemudian Allah mengutus Nabi Hud a.s. untuk berdakwah kepada kaum ‘Ad agar mau kembali kepada ajaran tauhid (menyembah Allah).


Satu hal yang harus diingat dari sosok Nabi Hud a.s., beliau dikenal sebagai orang yang gemar menyampaikan nikmat Allah kepada orang lain. Sekecil apapun nikmat itu, akan ia sampaikan, supaya orang lain terdorong untuk melakukan kebaikan yang sama.
Dalam surat Adh-Dhuha ayat 11, Nabi Muhammad SAW mendapat perintah dari Allah untuk melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan oleh Nabi Hud a.s. “Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan (sebutkan)”.

Bersyukur adalah kunci utama keberkahan atas nikmat-nikmat yang kita rasakan. Allah akan menambah nikmat bagi hamba Nya, yang senantiasa bersyukur. Orang yang bersyukur akan merasa bahagia, dan menjadi peduli terhadap sesamanya.