Kisah NABI YAHYA a.s.
Nabi
Yahya a.s. adalah putra dari Nabi Zakaria a.s. Ia diutus oleh Allah SWT untuk
berdakwah di tengah-tengah kaumnya yaitu Bani Israil di Palestina yang memiliki
sifat pembangkang dan menyembah berhala.
Kemaksiatan, kemungkaran, kezhaliman, dan kerusakan merajalela di kalangan Bani
Israil. Selain itu juga muncul raja-raja berkuasa
yang membuat kerusakan.
Nabi Yahya a.s. merupakan nabi yang diistimewakan oleh Allah SWT. Kehadirannya merupakan mukjizat melalui doa suci Nabi Zakaria a.s. (yang saat itu telah lanjut usia, dan ibunya yang bernama Isya dalam keadaan tidak bisa melahirkan anak). Allah SWT, menyampaikan khabar lahirnya Nabi Yahya a.s. dalam Al Quran surat Maryam ayat 7.
Namanya pun merupakan pemberian langsung dari Allah SWT, yang sebelumnya belum pernah ada orang lain yang memiliki nama seperti itu.
Dakwah
Nabi Yahya a.s. tidak membuat raja dan calon permaisurinya sadar. Kedatangannya ke istana, justru
membuat raja Herodus marah besar karena Nabi Yahya dianggap telah membuat Herodia
menangis dan bersedih hati. Segera
raja memerintahkan pasukannya untuk menangkap dan membunuh Nabi Yahya a.s. atas
dakwaan telah melawan raja.
Allah
SWT terus membimbing Nabi Yahya a.s., sehingga
pada saat Nabi Yahya a.s. ditangkap, ia tidak melakukan perlawanan sedikitpun. Kemudian para pengawal kerajaan membawa Nabi
Yahya untuk dihukum mati. Selanjutnya, Herodia
meminta kepada raja, agar kepala Nabi Yahya a.s. dihadapkan kepadanya.
Setelah
peristiwa itu terjadi, Allah SWT menurunkan azab yang sangat pedih, yaitu tubuh
sang raja yang zalim (beserta keluarganya) tiba-tiba berubah menjadi ‘tidak
lagi berwujud manusia’.
Ketika
Nabi Yahya a.s. wafat, tidak hanya para pengikutnya (dari golongan manusia
saja) yang bersedih, tetapi
hewan dan tumbuhan juga turut berduka. Semua
merasa sangat kehilangan sosok nabi yang lemah lembut dan penuh kasih sayang.
Nabi Yahya a.s. dimakamkan di Masjid
Umayah atau yang saat ini dikenal dengan Masjid Agung Damaskus.
Dalam
Al Quran surat Maryam ayat 15, Allah SWT memberikan ‘jaminan keselamatan’
kepada Nabi Yahya a.s. pada 3 fase tersulit dalam kehidupan setiap manusia. Yaitu : pada saat kelahirannya, pada
saat meninggal dunia, dan pada saat dibangkitkan dari kubur.
Apabila kita lihat dari silsilah keluarga sang ibu yaitu Isya, maka Nabi Yahya a.s. masih terkait hubungan persaudaraan dengan Maryam (ibunda dari Nabi Isa a.s.).