Nabi Isa a.s.

Kisah NABI ISA a.s.

Nabi Isa a.s. merupakan rasul sebelum Nabi Muhammad SAW.

Nabi Isa adalah putra dari Maryam (yang masih ada garis keturunan dari Nabi Sulaiman a.s.). Maryam merupakan sosok perempuan yang mulia, yaitu dari keturunan ulama terkemuka. Sejak kecil Maryam dididik dalam lingkungan agama yang sangat kuat.
Oleh karena sang ayah telah tiada, maka Maryam dibesarkan oleh bibi dan pamannya yaitu Nabi Zakaria a.s. Tidak heran bila Maryam sangat terjaga kesucian dan kehormatan dirinya. Allah SWT pun senantiasa menjaga dan menyediakan seluruh kebutuhan makanan serta minuman (yang berasal dari surga) untuk Maryam.
Sampai pada suatu hari, Allah SWT mengutus Malaikat Jibril agar menyampaikan berita bahwa Maryam akan  mengandung seorang anak - walaupun dirinya ‘belum pernah’ menikah - dan tidak pernah disentuh oleh laki-laki manapun. Malaikat Jibril mengabarkan hal tersebut sebagai bukti ‘kekuasaan Allah SWT’, sehingga Maryam tidak perlu takut dan khawatir.


Allah SWT telah menyelamatkan Nabi Isa a.s. 
Kelak di akhir jaman, Allah SWT akan mengirim kembali Nabi Isa a.s. ke tengah-tengah umat manusia, dengan tidak membawa ajaran agama baru, melainkan untuk membunuh Dajjal (yang pada hari itu menjadi fitnah yang paling berat bagi umat manusia). 
Saat turun ke bumi, Nabi Isa a.s. akan melakukan shalat berjamaah yang dipimpin oleh Imam Mahdi.

Allah SWT pernah menegur Nabi Isa a.s. seperti yang tertera di QS Al Maidah ayat 116-117 : ”Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman : ‘Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia : “Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?”. Nabi Isa a.s. menjawab : “Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku  mengatakan apa yang bukan  hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib. Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku yaitu mengatakan : “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkaulah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu”.

Nabi Isa a.s. telah mengabarkan akan kehadiran Nabi Muhammad SAW seperti tertera dalam QS Ash Shaf ayat 6 : “Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata : “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan dating sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad). Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata : “Ini adalah sihir yang nyata”.

Allah SWT memberikan gelar Al Masih kepada Nabi Isa a.s. Selain Nabi Isa, Allah juga memberikan gelar Al Masih kepada Dajjal (yaitu makhluk pendusta yang mengaku sebagai Tuhan yang kedatangannya menjadi tanda sudah dekatnya hari kiamat). Meskipun mempunyai lafal yang sama, gelar yang diberikan kepada keduanya mempunyai makna yang berbeda. Nabi Isa a.s. mendapat gelar Al Masih yang berarti as shidiq (yang benar), sedangkan Dajjal mendapat gelar Al Masih yang berarti ad dhalil al kadzab (yang sesat lagi pembohong).

Nabi Yahya a.s.

Kisah NABI YAHYA a.s.

Nabi Yahya a.s. adalah putra dari Nabi Zakaria a.s. Ia diutus oleh Allah SWT untuk berdakwah di tengah-tengah kaumnya yaitu Bani Israil di Palestina yang memiliki sifat pembangkang dan menyembah berhala. Kemaksiatan, kemungkaran, kezhaliman, dan kerusakan merajalela di kalangan Bani Israil. Selain itu juga muncul raja-raja berkuasa yang membuat kerusakan.

Nabi Yahya a.s. merupakan nabi yang diistimewakan oleh Allah SWT. Kehadirannya merupakan mukjizat melalui doa suci Nabi Zakaria a.s. (yang saat itu telah lanjut usia, dan ibunya yang bernama Isya dalam keadaan tidak bisa melahirkan anak).  Allah SWT, menyampaikan khabar lahirnya Nabi Yahya a.s. dalam Al Quran surat Maryam ayat 7. 
Namanya pun merupakan pemberian langsung dari Allah SWT, yang sebelumnya belum pernah ada orang lain yang memiliki nama seperti itu.




Dakwah Nabi Yahya a.s. tidak membuat raja dan calon permaisurinya sadar. Kedatangannya ke istana, justru membuat raja Herodus marah besar karena Nabi Yahya dianggap telah membuat Herodia menangis dan bersedih hati. Segera raja memerintahkan pasukannya untuk menangkap dan membunuh Nabi Yahya a.s. atas dakwaan telah melawan raja. 
Allah SWT terus membimbing Nabi Yahya a.s., sehingga pada saat Nabi Yahya a.s. ditangkap, ia tidak melakukan perlawanan sedikitpun. Kemudian para pengawal kerajaan membawa Nabi Yahya untuk dihukum mati. Selanjutnya, Herodia meminta kepada raja, agar kepala Nabi Yahya a.s. dihadapkan kepadanya.
Setelah peristiwa itu terjadi, Allah SWT menurunkan azab yang sangat pedih, yaitu tubuh sang raja yang zalim (beserta keluarganya) tiba-tiba berubah menjadi ‘tidak lagi berwujud manusia’.

Ketika Nabi Yahya a.s. wafat, tidak hanya para pengikutnya (dari golongan manusia saja) yang bersedih, tetapi hewan dan tumbuhan juga turut berduka. Semua merasa sangat kehilangan sosok nabi yang lemah lembut dan penuh kasih sayang
Nabi Yahya a.s. dimakamkan di Masjid Umayah atau yang saat ini dikenal dengan Masjid Agung Damaskus.

Dalam Al Quran surat Maryam ayat 15, Allah SWT memberikan ‘jaminan keselamatan’ kepada Nabi Yahya a.s. pada 3 fase tersulit dalam kehidupan setiap manusia. Yaitu : pada saat kelahirannya, pada saat meninggal dunia, dan pada saat dibangkitkan dari kubur.

Apabila kita lihat dari silsilah keluarga sang ibu yaitu Isya, maka Nabi Yahya a.s. masih terkait hubungan persaudaraan dengan Maryam (ibunda dari Nabi Isa a.s.).

Nabi Zakaria a.s.

Kisah NABI ZAKARIA a.s.

Nabi Zakaria a.s. merupakan orang yang saleh, dan hidup diantara kaum bani Israil. Selain sebagai seorang nabi dan rasul, ia juga dikenal sebagai seorang tukang kayu yang memiliki semangat tinggi dalam bekerja, sangat bertanggungjawab, dan selalu mandiri (ia tidak makan, kecuali dari hasil jerih payah kerjanya sendiri).

Nabi Zakaria a.s. berdakwah cukup lama. Hingga usianya telah menjadi tua, tetap saja bani Israil menyembah berhala-berhala. Semakin hari, mereka justru semakin membangkang. Hanya sebagian kecil masyarakat saja yang mengikuti ajaran Nabi Zakaria a.s.




Dalam Al Quran dikhabarkan bahwa Bani Israil adalah kaum durhaka (yang membunuh para nabi utusan Allah SWT). Syamir bin Athiyah menceritakan bahwa ada sekitar 70 nabi yang dibunuh oleh Bani Israil di atas batu di Masjid Al Aqsha. Diantaranya adalah Nabi Yahya a.s. (putra Nabi Zakaria a.s.).
Suatu ketika raja memanggil Nabi Zakaria ke istana. Ia menyampaikan ingin menikahi keponakannya sendiri, dan meminta Nabi Zakaria untuk membenarkan perbuatannya ini. Tetapi Nabi Zakaria menolak bahkan melarangnya, sebab hal ini memang tidak diperkenankan oleh Allah SWT. Seseorang dilarang menikahi keponakannya sendiri, karena masih merupakan mahramnya.
Raja inilah yang memerintahkan pasukannya untuk membunuh Nabi Yahya a.s. (putra Nabi Zakaria). Kemudian Allah SWT menurunkan azab berupa tubuh raja dan keluarganya berubah menjadi ‘tidak lagi berwujud manusia’.
Bani Israil saat itu menjadi marah dan membenci Nabi Zakaria a.s., karena raja mereka beserta keluarganya tiba-tiba terkena azab dari Allah. Mereka menganggap Nabi Zakaria lah yang menjadi penyebabnya. Kemudian mereka mengejar Nabi Zakaria a.s.
Pada waktu dikejar oleh pasukan raja, Nabi Zakaria a.s. bersembunyi di dalam pohon besar yang batangnya terbelah, sehingga Nabi Zakaria dapat masuk ke dalamnya. Tetapi Iblis dengan sengaja datang dan merobek baju Nabi Zakaria a.s. Kemudian Iblis mendatangi pasukan raja dan memberitahukan keberadaan Nabi Zakaria a.s. Pasukan raja awalnya tidak percaya, tetapi setelah ditunjukkan robekan baju Nabi Zakaria, maka pasukan raja menjadi percaya dan beramai-ramai membelah pohon tempat Nabi Zakaria bersembunyi dengan menggunakan gergaji. Hingga akhirnya Nabi Zakaria meninggal dunia. Sebelumnya, Allah SWT telah mewahyukan kepada Nabi Zakaria a.s. agar tetap tenang sampai akhir hayatnya.