Nabi Musa a.s.

Kisah NABI MUSA a.s.

Nabi Musa a.s. adalah putra dari Imran dan Yukabad, yang merupakan keturunan Nabi Yakub a.s. Seperti kita ketahui, bahwa keturunan dari 12 putra Nabi Yakub a.s. disebut sebagai Bani Israil, termasuk Nabi Yusuf a.s.

Setelah Nabi Yusuf a.s. wafat, keturunan Bani Israil semakin bertambah banyak hingga jumlahnya mencapai ratusan ribu orang). Nasib Bani Israil menjadi berubah, tatkala mereka dipaksa menjadi budak oleh Firaun, sang penguasa negeri Mesir.



Sudah sejak lama masyarakat Mesir kuno memanfaatkan lembah sungai Nil yang subur untuk bercocok tanam. Air luapan sungai Nil digunakan untuk mengairi lahan mereka. Oleh karena batas-batas lahan ini sangat penting bagi masyarakat, maka diangkatlah tokoh masyarakat yang bertanggungjawab mengatur batas tanah dan semua hal yang terkait dengan tata kehidupan masyarakat. Tokoh masyarakat inilah yang selanjutnya diberi gelar Fir’aun.

Seiring dengan perkembangan sistem kemasyarakatan dan tata wilayah, maka Fir’aun diperlakukan seperti layaknya seorang raja.  Ia menjadi pemimpin sekaligus pemuka agama bagi masyarakat.
Pada masa Nabi Musa a.s., Fir’aun mengangkat dirinya sebagai Tuhan, dan memerintahkan agar seluruh rakyat menyembah Fir’aun.



Setelah berhasil memimpin Bani Israil terbebas dari perbudakan di Mesir, perjalanan dakwah Nabi Musa a.s. berlanjut. Nabi Musa a.s. semakin dipercaya oleh kaum Bani Israil karena banyak mukjizat Allah yang ditampakkan.
Hanya saja, kadang-kadang kaum Bani Israil mulai menanyakan seperti apa bentuk wajah Tuhan mereka. Untuk menjawab pertanyaan ini, Nabi Musa a.s. pergi menuju bukit Sinai, tempat ia diangkat menjadi rasul. Ia menyepi dan berpuasa selama 40 hari, dan kemudian terjadi dialog dengan Allah SWT. Diantaranya, Nabi Musa meminta ijin agar Allah SWT berkenan menunjukkan diri bagi kaum Bani Israil. Meskipun telah disampaikan bahwa ia dan kaum Bani Israil tidak akan sanggup melihat zat Allah, akan tetapi Nabi Musa a.s. tetap ingin melihat, supaya dapat bercerita kepada kaumnya.




Nabi Musa a.s. termasuk dalam Ulul Azmi, yakni 5 nabi yang istimewa berkenaan dengan beratnya tantangan yang diemban (karena perilaku umat pada zamannya). Kelima nabi yang dimaksud adalah Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi Isa a.s., dan Nabi Muhammad SAW.

Nabi Musa a.s. diangkat menjadi nabi sekitar tahun 1450 Sebelum Masehi. Allah SWT menjadikan Nabi Musa a.s. menjadi salah satu penyampai agama samawi, yaitu agama yang disampaikan melalui perantara wahyu. Adapun nabi-nabi penerima wahyu adalah : Nabi Daud a.s. (kitabnya Zabur), Nabi Musa a.s. (kitabnya Taurat), Nabi Isa a.s. (kitabnya Injil), dan Nabi Muhammad SAW (kitabnya AlQuran).